Workshop Menulis Karya Ilmiah Buat Guru Naik Pangkat Dihelat PGRI Flotim

  • Bagikan
PGRI Flotim dan Narasumber Webinar Penulisan Karya Ilmiah Guru, Kamis, 18/02/2021. (Delegasi.Com/BBO)

LARANTUKA-DELEGASI.COM– Lambannya kenaikan pangkat para guru karena sulitnya menulis dan publikasu karya ilmiah, direspons cepat PGRI Flores Timur yang kini ditukangi Maksimus Masan Kian.

Langkah cepat pun diambil dengan menggelar Workshop menulis karya ilmiah, Kamis, 18/02/2021, lalu.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Beberapa narasumber handal pun diajak bicara.

Diantaranya, Ketua Agupena NTT, Thomas Akaraya Sogen, Pemimpin Umum Media Pendidikan Cakrawala NTT, Gusti Richarno, Ketua Agupena Flotim, Muhammad Soleh Kadir dan Ketua Ikatan Guru Indonesia, Cabang Flotim, Fransiskus Berek.

Demikian informasi yang disampaikan Maksimus Masan Kian kepada Delegasi.Com, Minggu, 28/02/2021.

Baca Juga:

Babinsa Koramil 1624-02/Adonara Amankan Penyaluran BLT Dana Desa

Lagi, Debitur Diancam Sita Asetnya Oleh Staf BPR Larantuka

Menurut Maksi, Workshop ini untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara (ASN) Nomor 16 Tahun 2009 yang mengatur syarat kenaikan pangkat.

Salah satunya, publikasi karya ilmiah.

“Dan, banyak guru yang masih sulit hasilkan karya ilmiah.

Termasuk, Guru bersertifikasi sekalipun.

Meskipun, Agupena Flotim pun gencar buat pendampingan.

Karya ilmiah yang dihasilkan antara lainnya, karya ilmiah populer, karya penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS),”urainya.

Workshop kali ini diikuti 300 peserta, dari unsur guru, kepala sekolah dan pengawas.

Tak hanya guru di Flotim, tapi beberapa kabupaten di NTT, dan propinsi lainnya.

Thomas Sogen dalam paparannya jelaskan, yang paling banyak membuat guru tertahan kenaikan pangkatnya adalah dari pangkat golongan IVA ke atas, karena soal syarat guru menulis di jurnal ilmiah.

“Mestinya tidak sulit, jika guru mampu akses informasi dan mau bertanya.

Menulis di Jurnal, cukup sadur karya penelitian yang sudah ditulis, tinggal disesuaikan dengan metode yang tepat, seirama dengan aturan jurnal yang bersangkutan,”ujar Thomas Sogen.

Sembari mengajak para guru bisa menulis di Jurnal Pena Guru NTT.

Jika PTK dan PTS puluhan halaman, maka Jurnal tak sampai 10 halaman,”tandasnya, lagi.

Gusti Richarno mengajak guru mulai rajin menulis..

Pasalnya, menulis menunjukkan keberadaan guru.

“Mulailah menulis nama di google. Jika tak pernah nulis, maka tentu google tak akan baca.

Padahal, kita hidup di era digitalisasi. Mestinya, nama Kita ada di Google,”sergap Gusti.

Ia juga bicara peran Media Pendidikan Cakrawala yang telah banyak bantu guru sejak 2013.

“Kami siap memberi diri untuk para guru melalui jalan literasi.

Baca Juga: 

Libatkan 196 Perempuan NTT, YBL Laksanakan Penghijauan Pelestarian Bambu

TNI Operasi Disiplin Prokes 3M,3T di Pasar Podar Solor Timur

Hampir semua Kabupaten/Kota di NTT telah Kami datangi. Ratusan sekolah dan ribuan anak telah mendapat dampingan.

Media Pendidikan Cakrawala buka ruang publikasi untuk nulis karya ilmiah populer, juga di jurnal Pendidikan Cakrawala berISSN.

Sudah banyak guru, kepala sekolah, pengawas yang naik pangkat usai ikuti pelatihan dari Media Pendidikan Cakrawala NTT,”imbuhnya, beri support.

Sedangkan, Frans Berek sebut, langkah PGRI Flotim hebat dan patut diapresiasi.

“Ini ruang berbagi yang lezat untuk penciptaan iklim kolaborasi edukatif.

Menulis karya ilmiah itu mudah, jika ada kemauan memulai. Ini sebenarnya makanan pokok guru.

Banyak inspirasi tiap hari yang bisa ditulis.

Pahami metode, akses pengetahuan dan informasi seputar sistimatika penulisan, dapat referensi di internet, ramu dan jadilah tulisan ilmiah. Gampanglah. Intinya berani memulai,”pungkas Frans.

Di bagian lainnya, Muhammad Soleh Kadir, yang akrab disapa Pion Ratuloli, Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Adonara Timur ini, bersemangat mengajak peserta langsung memegang alat tulis dan buku, juga laptop untuk kerjakan tahapan penulisan PTK, pada bagian proposal penelitian.

“Mari Kita mulai. Siapkan alat tulis, buku. Laptop juga. Mulai nulis halaman judul, ditulis judul PTK, lalu Nama penulis dan asal sekolah.

Selanjutnya bagian Pendahuluan. Ditulis Latar belakang,”antar Ratuloli, semangat.

Gaya cepat ini bikin peserta nampak antusias. Hingga akhirnya, peserta mampu hasilkan draf Proposal Penelitian.

Maksi Masan kepada Media, memberi profisiatnya kepada narasumber dan peserta.

Diharapkan kedepan, ada kolaborasi positif yang terus dibangun untuk meningkatkan profesionalisme guru di NTT, maupun Flotim, khususnya.

(Delegasi.Com/BBO)

Komentar ANDA?

  • Bagikan