Ama Riko: Bisikan Sang Ayah, Panggil Pulang ke Sabu Raijua

  • Bagikan

SEBA, DELEGASI.COM – Selama 30 tahun melanglang dan turut berperan membangun negeri Paman Sam (Amerika Serikat) akhirnya Orient P.Riwu Kore memutuskan untuk membangun tanah leluhurnya, Sabu Raijua.

Keputusan untuk kembali ke Sabu Raijua awalnya memang berat bagi Ama Riko, begitu Orient P.Riwu Kore disapa.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Pasalnya, ia harus meninggalkan kemapanan di negeri super power tersebut dan harus menepi di pulau ujung selatan Indonesia, Sabu Raijua.

Namun, bisikan almarhum sang ayah, Agus David Riwu Kore terus mengiang dipikiranya hingga ahirnya ia harus pulang ke Sabu Raijua.

Keputusan untuk kembali ke Sabu Raijua juga diperkuat dengan hasil kunjuganya ke pulau Sabu tahun 2016 lalu.

Ia menyimpulkan, kendati Sabu Raijua sudah terpisah dari Kabupaten Kupang, namun kondisi masyarakatnya sangat memprihatinkan.

Demikian dijelaskan Drs. Orient P.  Riwu Kore yang ditampilkan melalui video testimoni yang sedang viralnya di media sosial akhir-akhir ini.

Dalam video tersebut Ama Riko, menjelaskan bahwa pada saat itu Sabu Raijua masih termasuk dalam wilayah kabupaten Kupang.

Atas bisikan sang ayah, dirinya hanya meyimpan dalam hati dan tidak secara langsung memberikan tanggapan, dikarenakan anak-anaknya masih kecil saat itu.

“Suatu malam almarhum bisik ke saya, bilang “Kamu harus kembali dan harus membangun Sabu, tanah leluhurmu,” kata David Riwu Kore, seperti yang dituturkan Ama Riko kepada media ini di Seba, Sabtu (18/9/2020).

“Jadi bapak saya bisik, daripada beta (saya) bangun Negara super power Amerika, mendingan beta pulang ke Sabu untuk mencalonkan diri sebagai Bupati,” ” kata Ama Riko.

Menurut Ama Riko, bisikan sang ayah terjadi ketika ayahnya Agus David Riwu Kore dan kakaknya Jefri Riwu Kore (Wali Kota Kupang saat ini) datang ke Amerika tahun 2003 silam.

“Anak-anak saya masih kecil, masih umur 2 atau 4 tahun jadi saya tidak memberikan tanggapan. Tapi saya pikir dalam hati, apa yang orang tua omongkan atau bicarakan harus kita terima itu sebagai amanat pada anak-anaknya” Pungkas Ama Riko

Ayah dari Franklyn Riwu Kore (Salah satu pasukan khusus tentara Amerika Serikat) ini juga menjelaskan bahwa selama sang ayah meminta untuk kembali, dirinya hanya menyimpan dalam hati dan terus berpikir, dan tepat pada tahun 2016. Dirinya putuskan ke Sabu untuk melihat secara dekat keadaan Sabu Raijua setelah dimekarkan menjadi daerah otonomi baru pada tahun 2008.

“2016 saya putuskan ke sabu pada bulan Mei, saya keliling pulau Sabu. Saya keliling mulai dari Liae, dari Liae langsung Mesara. Dari Mesara terus ke Seba dan dari Seba terus ke Sabu tengah dan Sabu Timur dan kembali ke Liae”, Jelas Ama Riko

Selama berkeliling di Sabu, dirinya melihat jalan-jalan pada rusak, pembangunan-pembangunan banyak yang mangkrak. Atas dasar tersebut dan panggilan jiwa untuk membantu sesama, dirinya putuskan untuk kembali dan siap mengabdi dan membantu membangun Sabu.

“Saya berpikir bahwa, selama 30 tahun saya tinggalkan Sabu dan pergi ke Amerika, itu tidak ada perubahan sama sekali, baik masih naungan kabupaten Kupang maupun setelah berdiri sebagai satu kabupaten tersendiri yaitu kabupaten Sabu Raijua selama 10 tahun, tidak ada perubahan” pungkasnya

Setelah itu, dirinya kembali berpikir apa yang di minta oleh sang ayah agar dirinya kembali ke sabu. Pada tahun 2017-2018 dirinya kembali lagi berkeliling Sabu Raijua selama 3 atau 4 kali dalam 1 tahun, dan pada saat itu dirinya memutuskan untuk menjalankan amanat sang ayah untuk kembali ke Sabu untuk membantu membangun daerah tersebut.

Dengan segudang pengalaman sebagai supervisor untuk sistim vidio untuk border atau perbatasan antara USA dan Mexsico, Orient P.Riwu Kore kini hadir di Sabu Raijua sebagai calon Bupati Sabu Raijua berpasangan dengan Thobias Uli.

Kini Orient Riwu Kore telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sabu Raijua berpasangan dengan Ir. Tobias Uli atau lebih dikenal dengan nama Paket IE RAI.

Paket IE RAI pun mendapat dukungan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P), Demokrat, GERINDRA, Perindo serta Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

//delegasi (*/hermen jawa)

Komentar ANDA?

  • Bagikan