Amankan Fasilitas Publik dan Pemukiman Warga, Ile Bura minta Talud Pengaman Pantai

  • Bagikan
Poskesdes Nobo, yang letak tak kurang dari 4 meter ke pantai, yang kondisinya makin terkikis ke daratan. (Delegasi.Com/BBO)

ILE BURA-DELEGASI.COM–Abrasi pantai akibat hantaman ombak dan juga dampak banjir, termasuk saat badai Seroja tahun 2021, yang membikin kian tergerusnya daratan di sepanjang garis pantai di beberapa wilayah Kecamatan Ile Bura, seperti sekitar pantai di belakang Poskesdes Nobo, Kompleks Gereja dan Aula St. Stefanus Riangbunga, Desa Riangrita, lalu Sekolah, Gereja, Asrama Putri-Putra, Stadion Olahraga dan Pemukiman Warga di Desa Lewotobi, kian tak terhindarkan.

Potensi kerusakan yang mengancam keselamatan fasilitas publik dan pemukiman warga, akan semakin meluas menyentuh daratan, jika tak segera ditangani.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

“Oleh karena itu, beberapa titik kawasan pantai di Kecamatan Ile Bura tersebut sangat membutuhkan dibangunnya Talud pengaman pantai.

Baca juga: Terdampak Badai Seroja, Kerusakan Kawasan Pantai Lewotobi Ile Bura, Belum Tertangani

Dan, hal itu juga sudah disepakati untuk diusulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan (Musrengbangcam) Ile Bura, Senin 28 Maret 2022,”terang Camat Ile Bura, Jack Ara Kian, S.Sos.M.A.P, kepada Delegasi.Com, saat ditemui di kediamannya, Rumah Jabatan, Kompleks Kantor Camat Ile Bura, Desa Lewotobi, belum lama ini.

Usulan itu, katanya, disepakati bersama, mengingat kondisi kawasan pantai tersebut semakin parah dan mengancam.

Apalagi, dengan tingkat intensitas hujan, cuaca ekstrim gelombang, yang terkadang sangat tinggi.

“Ini yang membuat keadaannya kian mendesak, darurat untuk butuh segera dibangun Talud pengaman pantai seperti di Sepanjang Pohon Bao, Larantuka, atau di Watobuku, Solor Selatan, yang sudah dibangun tahun 2021. Atau juga di sepanjang Pantai Larantuka-Pantai Besar.

Baca juga: Semangati 1 Tahun SMA Ile Bura, Satu Spirit Maju, 19 Siswa Seperti 500 Siswa

Kami di Kecamatan Ile Bura juga sangat membutuhkan Talud pengaman pantai itu.

Apalagi, Kami Ile Bura punya material pasir dan batu yang pasti membantu sekali pembangunan Talud tersebut, jikalau direalisasikan Pemda Flotim.

Kan, tidak susah-susah lagi material proyeknya. Batu, Pasir lengkap,”tegas Jack Ara Kian, lagi.

Areal Belakang Poskesdes Nobo, yang kian terkikis, dan mengancam bangunan. (Delegasi.Com/BBO)

Lebih jauh, salah satu Camat senior ini menjelaskan, seluruh kepala desa, tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan di Ile Bura, berharap agar usulan ini mendapat prioritas untuk dibiayai pembangunannya, sebagai bentuk adanya keadilan dan pemerataan pembangunan bagi Ile Bura.

Mengingat, Ile Bura punya kontribusi sangat besar bagi pembangunan di Flotim selama ini, baik dari potensi pasir dan batu, yang setiap hari menopang kegiatan pembangunan di Flotim daratan, baik proyek pemerintah, maupun aktivitas swasta dan masyarakat.

Juga sektor kelautan dan perikanan, serta hasil komoditi pertanian dan perkebunan.

“Jadi semua Kepala Desa, Tokoh Masyarakat dan Pemangku kepentingan lainnya, kompak minta segera dibangun Talud pengaman pantai,”timpalnya, lagi.

Ia menambahkan, dari data lapangan yang dihimpun sementara, panjang kerusakan pantai yang butuh penanganan segera, diperkirakan diatas 500 meter, dengan ketinggian rerata 2 meter hingga diatas 5 meter.

Tersebar di Desa Nobo, Nurabelen, Riangrita dan Lewotobi.

Sementara beberapa tokoh masyarakat yang ditemui Wartawan, juga menyatakan dukungannya.

“Benar Pak, itu di belakang Gereja dan Aula St. Stefanus Riangbunga, juga butuh Talud pengaman pantai, karena terus terkikis.

Selain pohon-pohon pelindung alam yang masih banyak, namun musti ada Talud untuk penahanan tanah, menjaga keamanan bangunan itu,”ujar Bapak Daniel Hokeng, saat diajak ngobrol, pekan kemarin.

Demikian pula, dengan penjelasan Ketua BPD Nobo, Siprianus Sogen, saat ditemui Media, Sabtu, 09/04/2022, Sore, di seputaran Poskesdes Nobo, ketika Delegasi. Com turun melihat langsung kondisi pantai dan ancaman di kompleks Poskesdes Nobo.

Ia bahkan nyatakan, kondisi kawasan pantai di belakang Poskesdes memang harus segera dibangun Talud pengaman, karena semakin dekat ancamannya.

Plus dengan pemukiman warga.

“Iyah, itu sudah diusulkan terus, tapi belum dibiayai hingga kini.

Sehingga kita berharap kali ini bisa diprioritaskan. Apalagi, Nobo kan tidak susah pasir dan batu.

Jadi pasti menguntungkan Pemerintah juga,”tohoknya, tersenyum.

Kawasan Pantai dan Kompleks Gereja dan Aula St. Stefanus Riangbunga, Desa Riangrita, yang kondisinya terus terancam terkikis ke daratan, dekat ke Gereja dan Aula, serta rumah warga. (Delegasi.Com/BBO)

Ia berharap, Pemda Flotim dan DPRD Flotim, juga Pemprop NTT dan Pemerintah Pusat bisa mengakomodir usulan ini.

Sebab, keberadaan Talud pengaman ini sangat-sangat dibutuhkan dan mendesak sekali,”pintanya, menutup perbincangan, karena hari mulai Sore, dan Delegasi.Com harus bergegas menuju Kota Larantuka, yang berjarak 45 Km, untuk selanjutnya ke Adonara.

Komentar ANDA?

  • Bagikan