Gubernur Lebu Raya Minta LSM Tidak Menjual Kemiskinan NTT

  • Bagikan
LSM
“Jangan jual negara hanya karena kebutuhan perut. Jadikanlah LSM lokal sebagai mitra kerja," Frans Lebu Raya.

Kupang, Delegasi.com – Gubernur NTT, Frans Lebu Raya meminta lembaga swadaya masyarakat(NGO) Internasional benar benar berpihak pada kesejahteraan rakyat, dan tidak menjual kemiskinan rakyat  di Nusa Tenggara Timur hanya untuk kebutuhan ‘perut sendiri’. LSM hadir benar benar berjuang untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

Demikian dikatakan Lebu Raya ketika menerima Tim dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri (Kemedagri) bersama Tim Perdayaan Ekonomi Care Internasional Indonesia, di Ruang Rapat Gubernur, Selasa (7/3/2017).
Pernyataan  keras Lebu Raya itu  juga terkait  karena beliau pernah bergelut di LSM selama kurang lebih sembilan tahun sejak tahun 1991. Sehingga Lebu Raya sangat paham benar soal visi dan misi LSM yang bergerak di NTT saat ini.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

“LSM hadir dan berkembangang atas nama masyarakat. Lembaga donor tidak mungkin memberikan bantuan tanpa adanya kebutuhan masyarakat. Sebagai mitra, LSM juga hendaknya membangun sinergisitas dengan program-program pemberdayaan yang telah dicanangkan pemerintah daerah seperti Program Desa Mandiri Anggur Merah. Berdayakan kelompok-kelompok masyarakat yang sudah ada agar kesejahteraan masyarakat lebih cepat terealisasi,” tandas Lebu Raya.

Lebu Raya juga mengapresiasi berbagai program yang telah dijalankan oleh Care Internasional Indonesia. Untuk itu dia berharap agar LSM asing mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia, dan menjalin kerjasama yang harmonis dengan LSM lokal.

“Jangan jual negara hanya karena kebutuhan perut. Jadikanlah LSM lokal sebagai mitra kerja. Berdayakanlah mereka karena tidak mungkin Care Internasional bekerja selamanya di sini. LSM Lokal bisa melanjutkan program pemberdayaan ketika kontrak kerja Care berakhir” pungkas Lebu Raya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Dirjen Bangda Kementerian Dalam Negeri, Drs. Eduardus Sigalingin,M.Si dalam paparannya, menguraikan tujuan kedatangan Tim Bangda.

“Sebagai Dirjen yang menangani kerjasama dengan LSM Asing, Tim Bangda datang untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan Care Internasional di NTT. Kita ingin melihat langsung dampak dan manfaat program yang telah dijalankan oleh lembaga asing ini terutama dalam bidang peternakan dan pertanian masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara berkala sebagai satu bentuk pengawasan” jelas Eduardus sembari mengungkapkan bahwa selama tiga hari ke depan tim Bangda akan langsung terjun ke kelompok-kelompok binaan Care Internasional di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

Sementara itu, Program Support & Finance Director CARE International Indonesia, Hadi Sutjipto dalam laporannya menyatakan, Care International Indonesia telah hadir di NTT sejak tahun 1992. Sebagai LSM Internasional, Care telah hadir di 92 negara.
“Care Indonesia masih berada di bawah bendera Care Kanada. Kita sedang memperjuangkan agar bisa berdiri sendiri. Harus kami akui, Program Care selama ini ibarat setetes air di laut. Belumlah membawa dampak dan manfaat besar bagi masyarakat,” ujar Hadi merendah.
Tampak hadir pada pertemuan tersebut unsur Tim Bangda yakni Dr.Nelson Simanjuntak,SH.MSi, Kepala Pusat Fasilitasi Kerja Sama Sekretariat Jenderal Kemendagri, Dr.Ucup Hidayat,S.Si.MM, Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Koperasi, UKM dan Penanaman Modal Dirjen Bina Bangda Kemendagri, Raisa Muthmaina, Perwakilan dari Kementeria Luar Negeri, Profidol Andre Mantiri Dotulung, Perwakilan dari Badan Intelejen Strategis (BAIS), Neta Wake, Procect Manager Care NTT, Karo Humas NTT, Kadis Pertanian Kota Kupang dan undangan lainnya.//delegasi(hms NTT)

Komentar ANDA?

  • Bagikan