Ini Pesan Natal Pastor Paroki St Petrus Kanisius Wonosari

  • Bagikan
Suasana Perayaan Natal 2021 di Paroki St.Petrus Kanisius Wonosari //Foto: Delegasi.com (Endro)

“Mari teladani kesederhanaan sebagai makna Natal ini. Kristus lahir di kandang yang inklusif (terbuka) bagi siapa saja yang hendak datang mulai dari raja, sampai orang biasa,” Rm Norbertus Sukarno Siwi Pr

 

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

WONOSARI, DELEGASI.COM – Pastor Paroki St.Petrus Kanisius Wonosari, Rm.Norbertus Sukarno Siwi Pr mengajak umat paroki meneladani kesederhanaan Keluarga Kudus dalam perayaan Natal kali ini. Selain itu peristiwa kelahiran Sang Penebus Dunia sebagai pembawa cinta sejati harus membawa persaudaraan sejati dengan seluruh ciptaaNya.

“Mari teladani kesederhanaan sebagai makna Natal ini. Kristus lahir d ikandang yang inklusif (terbuka) bagi siapa saja yang hendak datang mulai dari raja, sampai orang biasa,” kata Romo Paroki Wonosari, Norbertus Sukarno Siwi Pr membuka hikmah vigili Natal, Jumat(24/12).

Ajakan Pastor paroki itu selaras dengan tema Natal 2021 “”Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan”.

Suasana Perayaan Natal 2021 di Paroki St.Petrus Kanisius Wonosari //Foto: Delegasi.com (Endro)

 

Dikatakan Romo Siwi, sikap para gembala sungguh menjadi teladan sebagai orang pertama yang mantap dan terbuka menerima kelahiran Yesus. Kesetiaan itu ditunjukkan pada kesigapan menjaga Yusuf Maria dan Yesus. “Tidak semua orang sanggup menjadi gembala memelihara ternak yang bermacam-macam jenis peliharannya dari mulai berbau dan kotor.

“Inilah tantangan nilai kesetiaan untuk kita zaman sekarang,” ungkap Siwi.

Perayaan natal katolik Wonosari dirayakan dengan pembatasan jumlah jemaat umat lingkungan dan pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat. Ekaristi Natal dilaksanakan di satu gereja induk dan empat kapel wilayah kapel Ngeposari, Semanu, Tepus, dan kapel Baran Rongkop.

Ketua Panitia Natal 2021 Paroki Wonosari, FX Broto Murdopo, mengapresiasi kesiplinan umat katolik tetap memberlakukan prokes selama mengikuti perayaan vigili natal sampai puncak natal. Umat katolik Paroki Wonosari juga bersyukur banyak pihak yang mendukung pelaksanaan natal kali ini dapat berjalan lancar dengan banyak pihak yang terlibat membantu kelancaran lalu lintas dan pengamanan baik Polres Gunungkidul, Kodim Gunungkidul, Lintas OPD Pemkab Gunungkidul, Pramuka Kwarcab  Gunungkidul, Banser NU, PMI, Satgas Puan PDI Perjuangan, dan banyak ormas lain yang turut menjaga keamanan ibadah.

Perayaan natal dilaksanakan di lima lokasi perayaan natal di gereja induk Wonosari dan empat tempat kapel wilayah berlangsung mulai Jumat (24/12) dan puncaknya Sabtu (25/12).

Perayaan natal katolik Wonosari dirayakan dengan pembatasan jumlah jemaat umat lingkungan dan pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat. Ekaristi natal dilaksanakan di satu gereja induk dan empat kapel wilayah kapel Ngeposari, Semanu, Tepus, dan kapel Baran Rongkop.

Baca Juga:

Curhatan Hati Padre Marco, SVD dari Vatikan: Selamat Jalan Pak Frans Lebu Raya, Ama Belen

Soekarnois dan Marhaenis Sejati, Harumkan NTT, Nama Frans Lebu Raya Diusulkan Jadi Nama Bandara di NTT

Ketua Panitia Natal 2021 Paroki Wonosari, FX Broto Murdopo, mengapresiasi kesiplinan umat katolik tetap memberlakukan prokes selama mengikuti perayaan vigili natal sampai puncak natal. Umat katolik Paroki Wonosari juga bersyukur banyak pihak yang mendukung pelaksanaan natal kali ini dapat berjalan lancar dengan banyak pihak yang terlibat membantu kelancaran lalu lintas dan pengamanan baik Polres Gunungkidul, Kodim Gunungkidul, Lintas OPD Pemkab Gunungkidul, Pramuka Kwarcab  Gunungkidul, Banser NU, PMI, Satgas Puan PDI Perjuangan, dan banyak ormas lain yang turut menjaga keamanan ibadah.

Refleksi Pandemi Covid19 dan Gerakan Sosial

Lebih lanjut, Broto mengatakan, perayaan natal 2021 juga menjadi ruang umat katolik untuk merefleksikan hidup selama dua tahun menghadapi kondisi dunia dilanda Covid-19. Melalui tayangan video pendek diproduksi tim kreatif dan kader muda komisi sosial paroki, umat diajak menyaksikan kenyataan beratnya menjalani hidup pada masa pandemi.

Menurutnya, semangat solidaritas dan belarasa harus terus digalang umat katolik dengan berbagai gerakan, salah satunya gerakan aksi sosial dengan penggalangan beras. Broto menjelaskan, beras terkumpul dari setiap kepala keluarga katolik ini selanjutnya akan diperuntukkan bagi keluarga kaum lemah, miskin, tersingkir, dan difabel sebagai gerakan sapaan kasih.

“Semoga gerakan kecil ini menjadi wujud kami menyapa saudara yang membutuhkan sapaan ditengah kondisi ekonomi masa pandemi,” pungkas ASN di Diknas Gunungkidul.

//delegasi(endro)

Komentar ANDA?

  • Bagikan