Kasus HIV/AIDS di NTT Kian Mengganas

  • Bagikan

KUPANG, DELEGASI.COM – Kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) di Nusa Tenggara Timur kian mengganas.

Data Komisi Penaggulangan AIDS  (KPA) Nusa Tenggara Timur menyebut sejak 1997 hingga 2020 orang yang meninggal dunia akibat HIV-AIDS  mencapai 1.392  yang tersebar di 22 kabupaten/kota. Sementara orang dengan HIV/AISD (ODA) mencapai 7.032 orang.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Demikian dikatakan Sekretaris KPA NTT, dr.Husein Pankratius kepada wartawan di Atambua, Jumat (25/9/2020) .

dr.Husein Panratius yang saat itu didamping Ketua Pengelola Program KPA NTT, Adi Lamuri meminta agar pemerintah kabupaten/kota, serius menangani masalah HIV/AIDS di NTT saat ini, sebab angka kematian akibat akibat HIV/AIDS tiap tahun terus meningkat.

Keseriusan dan perhatian itu menurut dr.Husein terkait alokasi anggaran untuk menangani masalah penanganan HIV/AIDS. Sebab, setiap tahun pihaknya mengalami kesulitan melakukaan sosialisasi hingga ke tingkat paling bawah.

“Pemda harus serius urus masalah HIV/AIDS, terutama soal alokasi anggaran. Karena ini termasuk penyakit mematikan. Kalau sudah terkena belum ada obat untuk menyembuhkan,” kata mantan Kepala Dinas Sosial NTT itu.

Menurut dr.Husein, total kasus HIV/AIDS pada tahun 2019 mencapai : 6.554 orang dan yang meninggal mencapai 1.369 orang.

Hingga April 2020  kasus HIV/AIDS meningkat menjadi 7.032 orang dan meninggal dunia sebanyak 1.392. Jadi selama satu tahun meningkat menjadi 478 orang dan 23 orang meninggal dunia.

“Kita semua tau, pemerintah saat ini fokus pada masalah Covid 19, hingga menelorkan anggaran yang luar biasa dari dana APBD. Sementara masalah lain seperti penanggulangan HIV/AIDS dan deman berdarah acap kali disepelekan. Padahal penyakit ini (HIV/AIDS-Red) pembunuh diam dan semua orang tidak sadar,” kata dr Husein.

Sekretaris KPA itu hadir di Atambua-Kabupaten Belu untuk melakukan sosialisasi HIV/AIDS di wilayah itu.

Wilayah Kabupaten Belu dan Malaka termasuk wilayah yang sangat potensi terkena HIV/AIDS.  Karena kedua kabupaten ini adalah daerah perbatasan dengan Negara Timor Leste yang saat ini menempati posisi ke 5 dan 6 dari 22 kabupaten/kota di NTT.

Seperti diketahui HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.

Berikut Komulatif HIV/AIDS Berdasarkan Peta Sebaran Wilayah

Kota Kupang : HIV 1093 0rang, AIDS 433 orang dan yang meninggal 68 orang, Kabupaten Kupang : HIV 111 orang, AIDS 433 orang, meninggal 197 orang, TTS: HIV 75 orang,AIDS 195 orang, meninggal 115 orang, TTU: HIV 131 orang, AIDS 179 orang, meninggal 310 orang, Belu : HIV 478, AIDS 495 orang, meninggal 973 orang, Malaka : HIV 119 orang, AIDS 153, meninggal 973 orang, Alor : HIV 130 orang, AIDS 138 orang, meninggal 36 orang, Lembata: HIV 108 orang, AIDS 177 orang, meninggal 80 orang, Flotim : HIV 145 orang, AIDS 493 orang, meninggal 125 orang. Sikka: HIV 246 orang, AIDS 493 orang, meninggal 185 orang. Ende : HIV 74 orang, AIDS 195 orang, meninggal 112 orang. Nagekeo: HIV 32 orang, AIDS 53 orang, meninggal 25 orang. Ngada: HIV 45 orang, AIDS 66 orang, meninggal 59 orang, Manggarai Timur : HIV 45 orang, AIDS 28 orang, meninggal 23 orang. Manggarai : HIV 118 orang, AIDS 95 orang, meninggal 42 orang. Manggarai Barat : HIV 30 orang, AIDS 44 orang, meninggal 3 orang.  Sumba Timur: HIV 195 orang, AIDS 79 orang, meninggal 30 orang. Sumba Tengah : HIV 11 orang, AIDS 14 orang, meninggal 4 orang. Sumba Barat: HIV 23 orang, AIDS 34 orang, meninggal 16 orang. Sumba Barat Daya : HIV 187 orang, AIDS 75 orang, meninggal 89 orang. Rote Ndao : HIV 19 orang, AIDS 7 orang, meninggal 2 orang dan yang terakhir Sabu Raijua: HIV 4 orang, AIDS 6 orang dan yang meninggal nol.

Sementara, berdasarkan kumulatif  HIV/AIDS berdasarkan profesi kebanyakan Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan jumlah kasus positif 1.524 orang, Swasta 1.301 orang, lain-lain 1.257 orang, Petani 762 orang, Buruh 416 orang, PSK 414 orang, PNS/Polri 289 orang, TKI 225 orang, Sopir 243 orang, Ojek 188 orang, Mahasiswa 174 orang,Nelayan 142 orang, Wiraswasta 78 orang, Perawat/analis 7 orang, Satpam 10 orang dan Penjahit 2 orang.

//delegasi(*/agus tanggur)

Komentar ANDA?

  • Bagikan