Ketika Para Tokoh Agama Menggugat Moralitas Calon Pemimpin di NTT

  • Bagikan
Ketika Para Tokoh Agama
Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, Romo Geraldus Bernadus Duka, Pr//foto juan pesau

Kupang, Delegasi.com- Jelang hajatan pemilihan gubernur NTT 2018, para tokoh agama terus menyuarakan tentang moralitas calon pemimpin. Kali ini datangnya dari Rohaniwan Katolik yang juga sebagai Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, Romo Geraldus Bernadus Duka, Pr dan Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Nusa Tenggara Timur, DR Merry Kolimon.

Merry Kolimon dalam wawancaranya dengan  wartawan, Rabu, (7 /2/2018), mengatakan, calon pemimpin harus memiliki aspek moralitas dan etika yang baik.

“Moralitas seorang calon pemimpin penting sekali, karena kepemimpinan berkaitan dengan keteladanan,” kata Ketua Sinode GMIT NTT, Merry Kolimon.

Menurut Merry, rakyat  NTT tidak sedang memilih pemimpinya yang sempurna. Tetapi paling kurang  rakyat NTT memiloih pemimpin yanhg mau belajar dari kesalahan dan juga keterbukaan.

“Dalam Pilkada, kita tidak sedang memilih yang sempurna, namun kita memilih pemimpin yang mau belajar dari kesalahan, dan juga keterbukaan. Jangan sampai, karena mau maju, kita menutupi perbuatan masa lalu dan menonjolkan diri tanpa cacat cela, itu juga munafik dalam proses ini,” tegas Merry.

Sementara itu Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, Romo Geraldus Bernadus Duka, Pr  dalam wawancaranya dengan delegasi.com, Kamis (8/2/2018), Romo Gradlus mengatakan  seorang calon pemimpin harus menjadi teladan  dari semua aspek bagi banyak orang, terutama aspek moralitas.

“Seorang calon pemimpin ini kan masuk dalam kategori publik figur. Jadi sebagai seorang publik figur dia harus menjadi teladan atau contoh dalam semua hal, termasuk  dari segi moralitasnya.

Moralitas dalam pengertian bukan tentang kebaikan dan keburukan saja, tetapi tentang bagaimana kesaksian hidup seorang pemimpin di tengah-tengah masyarakat yang dipimpinnya,” ungkap Romo Gerardus kepada media ini, Kamis (08/02/2018).

Hal yang sama juga dijelaskan  Romo Benny Susestyo,, Rohaniwan Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, seperti yang dilansir beberapa media beberapa waktu lalu  dengan tegas mengatakan bahwa, dalam politik, moralitas merupakan sesuatu yang sangat penting.

Karena sudah semestinya, seorang pemimpin itu harus bisa menjadi contoh, panutan dan teladan bagi rakyatnya. Karena itu, seorang pemimpin tidak boleh cacat moral dan cacat prilaku.

“Untuk wilayah yang calon kepala daerah (Cagub) tersangkut kasus moralitas, kuncinya ada di masyarakat. Setelah tahu track recordnya seperti itu (amoral), masyarakat harus lebih kritis, selektif dan cerdas dalam memilih. Inilah pentingnya Pendidikan politik bagi masyarakat,” ujar Romo benny. Kepada suarakarya.com. //delgasi(juan pesau)

 ***

Editor: Hermen Jawa

 

 

Komentar ANDA?

  • Bagikan