Mafia Kredit Di Bank NTT – Kredit Macet Capai Rp 126 M

  • Bagikan
kredit
Miliaran uang kredit yang macet di Bank NTT/foto istimewah

Kupang, Delegasi.com – Diduga ada jaringan mafia kredit yang melibatkan oknum pejabat penting di Bank NTT. Akibatnya Bank NTT mengalami kerugian hingga milyaran rupiah. Bahkan akumulasi kredit macet Bank NTT pada tahun 2015 mencapai Rp 126,6 milyar.

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) NTT terhadap Operasional PT Bank NTT Tahun Buku 2013-2014, tertanggal 5 Januari 2015, ditemukan adanya kredit macet Bank NTT yang mencapai Rp 126,6 milyar. Berdasarkan audit tersebut, BPK NTT menilai manajemen kredit di Bank NTT sangat longgar.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Berdasarkan investigasi suaraflobamora.com, diduga ada jaringan mafia kredit yang dikendalikan oknum pejabat penting di Bank NTT sehingga kredit bisa dengan sangat mudah dicairkan tanpa memperhatikan syarat dan prosedur kredit yang sudah baku. “Bahkan kredit bisa dicairkan hanya dengan perintah per telepon dari oknum pejabat tertentu,” ujar sumber yang tak mau namanya ditulis.

Menurut sumber yang sangat layak dipercaya ini, mafia kredit yang melibatkan ‘orang dalam’ Bank NTT tersebut biasanya mendapatkan komisi dari besaran dana kredit yang dicairkan. “Ketika ada kesepakatan besarnya komisi sekian persen dari pagu kredit, biasanya syarat dan prosedur hanya asal-asalan saja,” ungkapnya.

Apa yang diungkapkan sumber tersebut di atas bukanlah isapan jempol belaka, BPK NTT dalam LHP-nya tertanggal 5 Januari 2015 juga mengungkapkan adanya persetujuan pemberian kredit modal kerja sebesar Rp 20,1 milyar tidak sesuai ketentuan dan berpotensi merugikan bank NTT. Bahkan pengajuan kredit yang sebenarnya sangat tidak layak pun dapat dicairkan dengan pagu yang mencapai belasan milyar.

Dugaan adanya mafia di kredit di Bank NTT juga dikuatkan dengan adanya temuan BPK NTT dalam LHP-nya tertanggal 5 Januari 2015. Dalam LHP tersebut, BPK NTT mengungkapkan adanya keterlibatan 26 orang pegawai tetap dalam penyimpangan yang berpotensi merugikan bank minimal sebesar Rp 2,2 milyar. Menurut BPK, hal ini akan menurunkan kredibilitas bank sehingga masyarakat akan enggan menyimpan uang di Bank NTT.

Kenyataan ini memang sungguh memprihatinkan, padahal aturan pemberian kredit di perbankan sudah baku tetapi sengaja dilanggar. Apakah karena ada fee? Atau karena intervensi oknum pejabat di jajaran manajemen Bank NTT?

Yang pasti, BPK NTT dalam LHP mengungkapkan adanya keanehan dalam promosi jabatan di Bank NTT. Temuan BPK mengungkapkan, ada 5 (Lima) orang pegawai yang berada dalam masa hukuman mendapat promosi jabatan. Menurut BPK, hal tersebut meresahkan pegawai lain yang bekerja keras dan jujur.

Jaringan mafia tersebut, tidak saja melakukan aksinya pada saat pengajuan dan pencairan kredit, tetapi juga melakukan aksinya dengan ‘bermain mata’ dengan oknum nakal di pihak asuransi. Aksi mereka ini bisa merugikan Bank NTT hingga puluhan milyar rupiah.

Aksi ‘main mata’ ini juga terungkap dalam LHP BPK NTT tertanggal 5 Januari 2015. BPK NTT mengungkapkan,  Bank NTT tidak tertib dan tidak cermat melakukan klaim asuransi atas kredit macet sehingga berpotensi merugikan Bank NTT sebesar Rp 24,2 milyar.

Potensi kerugian tersebut disebabkan karena sebagian besar karena berkas kredit/asuransi tidak lengkap sehingga klaim asuransi tidak dapat dilakukan. Bahkan anehnya ada berkas klaim yang terlambat diklaim padahal masa tenggang waktu klaim hingga 30 hari.

Kenyataan tersebut tentu saja mengindikasikan adanya kesengajaan oknum-oknum yang terlibat di dalamnya.  Mengapa sehingga berkas kredit/asuransi tidak lengkap? Dan mengapa terjadi keterterlambatan klaim asuransi kredit macet?

Rasanya aneh kalau ini terjadi di Bank NTT yang mendapat begitu banyak penghargaan sebagai bank ‘berkelas’. Namun kabar angin menghembuskan adanya bagi-bagi ‘komisi’ dibalik asuransi kredit macet yang tidak dapat dicairkan itu.

Fakta-fakta ini tentunya harus mendapat perhatian dan dibahas oleh para pemegang saham Bank NTT dalam RUPS dan RUPS Luar Biasa Bank NTT di Labuan Bajo. Jangan sampai ‘tikus-tikus’ yang selama ini menggerogoti uang Bank NTT dipromosikan dalam jajaran Direksi Bank NTT.  Mudah-mudahan moment RUPS dan RUPS Luar Biasa Bank NTT, Sabtu (25/3/17) hari ini akan menjadi titik start untuk menata Bank NTT.//delegasi (germanus /fabian)

Komentar ANDA?

  • Bagikan