MAT Tetap Protes Hutannya Digunduli, Proyek Air Pantai Oa Terkepung Bahaya Longsoran

  • Bagikan
Bak Reservoar proyek air bersih dibiayai APBN Kementerian PUPR Republik Indonesia, tahun 2023, yang Papan Nama pun tak ada hingga kini, dan terus diprotes MAT Desa Waiula karena gunduli Kawasan Hutan Adat/Lindung Bukit Bolan dan Mata Air Ongan Bele. (DELEGASI.COM/WAR)

DELEGASI.COM,LARANTUKA – Sikap keras tolak pembabatan hutan adat di Bukit Bolan dan Areal Mata Air Ongan Bele dalam kaitan dengan proyek air bersih Desa Pantai Oa, oleh Masyarakat Adat Tabana (MAT) terus dilancarkan hingga kini.

BACA JUGA :

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Warga Senang dan Siap Gunakan Jalan- Jembatan dengan Baik

Masyarakat Adat Tabana Proses Hukum Pengrusakan Hutan Adat Bukit Bolan dan Ongan Bele

Setelah sebelumnya, beberapa pekan kemarin MAT yang dikoordinir Antonius Dopi Liwun,S.H., melakukan penutupan akses jalan masuk ke lokasi proyek pembangunan Broancaptering.

Terkini, lokasi pembangunan Bak Broancaptering, langsung di sumber mata air Ongan Bele, terancam dan terkepung bahaya longsoran, akibat hutannya digunduli serta hujan lebat yang terjadi belum lama ini.

Sebagaimana pantauan Media, langsung di lokasi Bak Broancaptering, Senin,23/01/2023, Sore, proyek tanpa papan nama tersebut, mulai terancam dan terkepung bahaya longsoran.

Serta berpotensi besar menutup badan Bak Broancaptering, jika terjadi hujan lebat yang memicu longsoran hebat.

Tak cuma itu, proyek yang disebut-sebut dibiayai APBN bernilai Milyaran rupiah, melalui Kementerian PUPR Republik Indonesia, meski tanpa papan nama proyek di lokasi kegiatan itu, dikhawatirkan bisa gagal konstruksi dan airnya tak bisa diambil ke Desa Pantai Oa.

“Iyah, Teman-Teman Media bisa lihat sendiri fakta lapangan hari ini, Senin, 23/Januari/2023, seperti apa kondisinya di Bukit Bolan yang sudah gundul dan Sumber mata air Ongan Bele, tempat dibangunnya Bak Broancaptering.

Sudah makin dekat longsoran tanah yang mulai turun pelan-pelan itu pasca diguyur hujan lebat belum lama ini.

Kawasan itu mulai rusak akibat tanahnya digerus air banjir yang mengalir dari Bukit Bolan,”tegas Anton Liwu kepada Awak Media di Tabana, usai turun lihat kondisi faktual di sumber mata air Ongan Bele, Senin,23/01/2023, Sore.

Tak ada papan nama proyek air bersih ini di lokasi mata air Ongan Bele, hingga Senin, 23/01/2023, Sore. (DELEGASI.COM/WAR)

Ia bahkan memastikan akan turun lagi menutup total secara adat aktivitas proyek di sumber mata air Ongan Bele, jika langkah persuasif MAT meminta dihentikan giat proyek itu sebelum ada pembicaraan penyelesaian secara adat.

“Kami akan turun tutup total secara adat kegiatan proyek di sumber mata air Ongan Bele,”tohok Anton Liwu usai melakukan konsolidasi bersama MAT di Aula Dusun Tabana, Senin, 23/01/2022, Sore.

Menurutnya, konsolidasi tetap dilakukan dan pihaknya sangat siap bertemu Camat Wulanggitang membicarakan tegas hal ini, Selasa,24/09/2023 di Kantor Camat Wulanggitang, sesuai undangan yang diterima.

Anton Liwu memastikan, pihaknya akan bersuara lebih keras dan tegas dihadapan Camat Wulanggitang.

Pasalnya, sebut Dia, proyek ini bukannya menghadirkan kesejukan bagi Warga Masyarakat Adat Tabana selaku pemilik Ulayat Kawasan Bukit Bolan dan Mata Air Ongan Bele, namun justru timbulkan keributan dan konflik antar warganya dan warga Pemdes Pantai Oa.

Dibagian lainnya, saat tiba di Sumber mata air Ongan Bele, Senin, 23/01/2023, Sore, terlihat jelas beberapa bagian tebing mengarah tepat ke Bak Broancaptering mulai tererosi turun.

Akan halnya, badan jalan yang baru dibuka itu rata-rata mulai ikut tergerus, akibat hujan lebat belum lama ini.

Sementara para Tukang mulai beraktivitas membangun Bak Broancaptering pasca terhenti, Jumad, 13/01/2023 Sore akibat insiden saling ancam menggunakan senjata tajam, karena ulah warga Pantai Oa membongkar paksa pagar pembatas jalan masuk ke lokasi proyek Mata Air yang dipasang MAT Desa Waiula.

“Pak, Kami minta tolong jaga Kami. Kami tidak tahu apa-apa.

Kami ini hanya disuruh kerja saja,”ujar Kepala Tukang, yang enggan ditulis identitasnya.

Sesuai rencana undangan, Pertemuan membahas proyek air bersih Pantai Oa ini, terjadi Selasa, 24/01/2023, Pagi, di Kantor Camat Wulanggitang.

Sedangkan, pemilik pekerjaan, yakni Kementerian PUPR Republik Indonesia, didesak agar segera ambil sikap turun evaluasi prosentase pekerjaan fisik di lapangan, sekaligus hentikan dulu giat fisik proyek itu.

Ini Bak Broangcaptering di mata air Ongan Bele, fisiknya terlihat masih biasa saja. Beberapa bagian yang retak akibat dihantam Banjir saat hujan lebat, belum lama ini. (DELEGASI.COM/WAR)

Oleh sebab, proyek ini amat kontradiktif dan kontroversi, dimana mau ambil air untuk mengatasi kekeringan di Pantai Oa, namun pada saat bersamaan menebang Kayu dan babat hutan adat yang menjadi daerah repasan air.

Juga menggusur kawasan hutan Bukit Bolan,”tutup Tonce Liwu, lagi.

Sementara hingga berita ini tayang, pihak Pemilik pekerjaan, Kontraktor Pelaksana dan Camat Wulanggitang, belum bisa dikonfirmasi

//delegasi(WAR)

Komentar ANDA?

  • Bagikan