Moratorium TKI, Gubernur NTT Dihadiahi Tepuk Tangan dari STFK Ledalero

  • Bagikan
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat (kemeja putih) dan Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, diterima di Kampus STFK Ledalero, Kabupaten Skka, Pulau Flores, Sabtu (24/11/2018). //Foto: Pos Kupang.com

Maumere, Delegasi.Com-Moratorium Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, dan Josef Nae Soi mendapatkan sorakan dukungan dari seluruh civitas akademika STFK Ledalero di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Propinsi NTT. Demikian dirilis Pos Kupang, Minggu(15/11/2018).

Salah satu tantangan berbahaya sudah diatasi gubernur dengan moratorium TKI akan menghentikan kasus perdagangan manusia, TKI menjadi modus operandi para sindikat. Seketika seisi aula bergemuruh dengan tepuk tangan dukungan.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Pembina Yayasan Persekolahan St. Paulus Ende, Pater Lukas Jua, SVD, menyampaikan itu dalam pembukaan kuliah umum Gubernur NTT, Sabtu (24/11/2018) di Aula St.Thomas Aquinas STFK Ledalero.

Pater Lukas menyodorkan dua masalah pokok menantang di NTT selain humman trafficking yakni HIV/Aids. Pemerintah NTT dalam kepemimpinan yang baru telah tegas melakukan moratorium TKI.

“Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, kami akan teruskan. Saat ini kami sedangkan lakukan penelitian migran di lima kabupaten. Hasil ritset akan dilokakaryakan menjadi dasar pijak pengambilan keputusan,” imbuh Pater Lukas.

Pater Lukas menyoroti mutu pendidikan NTT yang tak pernah beranjak dari peringkat 10 besar terbawa Indonesia. Literasi di NTT berada di peringkat terbelakang dari propinsi lain di Indonesia. Demikian juga infrastruktur jalan dan jembatan membuat aksesibilitas antar daerah menjadi rendah dan tingginya kasus korupsi menempatkan NTT pada urutan atas.

“Pertanyaan apakah agama masih releven ketika kasus korupsi makin tinggi. Di Eropa, perkembangan agama kurang baik, tetapi standar kehidupan Eropa lebih baik,” ujar Pater Lukas.

Mutu pendidikan rendah, kata Pater Lukas, tidak mampu menghasilkan tamatan yang mempunyai semangat wirausaha dan ribuan peserta tidak lulus ujian CPNS, salah satu indikator mutu pendidikan rendah. //delegasi(PK/ger)

Komentar ANDA?

  • Bagikan