Muhibah Budaya Laskar Rempah Kunjungi Dekranasda NTT 

  • Bagikan

KUPANG, DELEGASI.COM– Pemerintah Indonesia melalui Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan Kemendikbudristek, Perlindungan Kebudayaan dan Kemendikbudristek, Kapokja Diplomasi Budaya beserta dinas terkait menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022.

Provinsi NTT khususnya Kota Kupang yang merupakan Ibu Kota Provinsi merupakan salah satu titik sasaran kunjungan tim Laskar Rempah yang berasal dari 34 Provinsi di Indonesia. Salah satu tempat yang di kunjungi Laskar Rempah yakni Dekranasda NTT.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Kehadiran Laskar Rempah ini di Dekranasda guna melihat secara miniatur dari stan-stan yang sudah disiapkan dari 22 Kabupaten Kota di NTT.

Turut hadir Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan, Kemendikbudristek Yudi Wahyudin, SS., M.Hum, Direktur Pelindungan Kebudayaan, Kemendikbudriatek, Irini Dewi Wanti, SS, M.SP, Auditor Utama Kemendikbudristek, Prabarini Primanangsih, SH. M.Ak, Kepala BPCB Provinsi Bali Dra. NI Komang Anik Purniti, M.Si, Kapokja Diplomasi Budaya, Dra. Yusmawati, MM, Kurator Muhibah Budaya Jalur Rempah, Paramapabdu Swastowo.

Pantauan media ini, Minggu, 26 Juni 2022, rombongan Laskar Rempah tiba di Dekranasda pukul 14.37 Wita dan di sambut langsung oleh wakil Dekranasda NTT, Ny. Maria Fransiska Djogo dan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Hendriana Laiskodat bersama seluruh staf Dekranasda NTT. Kemudian dilakukan pengalungan salendang kepada para pejabat dan seluruh rombongan Laskar Rempah.

Selanjutnya Bunda Fransiska, mengajak semua rombongan berkeliling anjungan miniatur NTT dan melihat dari dekat proses pembuatan kain Tenun khas NTT, serta berbagai macam Adat dan Budaya yang dimiliki oleh setiap daerah di NTT.

Direktur Perlindungan Kebudayaan, Kemendikbud ristek, Irini Dewi Wanti, SS., M., SP, dalam keterangan persnya didepan para awak media menyatakan kehadirannya ke NTT bukan hanya sebagai peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah, tapi juga karena keinginan secara pribadi dan juga secara kelembagaan yang sudah lama ingin mengunjungi NTT, dan saya melihat langsung dari dekat kekayaan Intelektual Kebudayaan masyarakat NTT yang sangat luar biasa.

“Jadi memang kami sudah dan sedang berupaya untuk dapat diusulkan, serta menominasikan kekayaan Intelektual Kebudayaan NTT ini ke UNESCO, sebagai warisan budaya Indonesia yang akan semakin dikenal Dunia, namun karena aturan sehingga semua perlu proses karena memang ada tahapan-tahapan yang harus dilalui,” terang Dewi.

Dewi juga menambahkan bahwa masyarakat NTT sangat luar biasa, keramahannya dalam menyambut tamu-tamu yang datang berkunjung ke NTT.

Hal senada pun di sampaikan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Pendidikan Kemendikbudristek, Yudi Wahyudin, SS, M.Hum, yang menjelaskan bahwa, budaya di Provinsi NTT diharapkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain.

“Kita harus tingkatkan talenta dan bakat anak-anak muda, agar secara profesi bisa diakui oleh semua pihak. Sehingga karya yang dihasilkan bisa menjadi acuan bagi daerah lain,” ungkapnya.

Yudi juga berharap agar semua pihak untuk tidak menganggap tradisi sebagai sesuatu yang primitif. Karena melalui tradisi dan budaya diharapkan mampu menjadi wadah untuk bersatu.

“Jangan menganggap tradisi itu sesuatu hal yang primitif. Karena para leluhur berkarya dan menjaga budaya itu sejak lahir. Jadi melalui budaya diharapkan kita semua bisa bersatu,” tandasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Dekranasda NTT, Ny. Maria Fransiska Djogo, berharap agar kedepan warisan Budaya nenek moyang ini dapat dimasukkan dalam dunia pendidikan, atau dalam kurikulum pelajaran Sekolah, sehingga Budaya ini dapat terus dilestarikan.

“Iya jadi saya berharap agar nantinya warisan budaya NTT ini bisa masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah, sehingga bisa tetap terjaga kelestariannya,” pungkasnya.

Menurut istri Wakil Gubernur NTT ini, seluruh kekayaan intelektual yang terpajang di Kantor Dekranasda NTT merupakan warisan budaya dari para leluhur, yang harus dilestarikan oleh generasi muda.

“Semua ini kekayaan intelektual dari nenek moyang kita. Sehingga kita upayakan agar anak muda mau melanjutkan budaya ini,” jelasnya.

Komentar ANDA?

  • Bagikan