Perayaan Natal Oikumene Masih Sebatas Ritual

  • Bagikan

KUPANG, DELEGASI.COM –
Perayaan Natal Oikumene yang dilaksanakan setiap tahun masih sebatas menjalankan ritual keagamaan, belum diimplementasikan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Ketua Panitia Natal Oikumene Tingkat Provinsi NTT, Romo Andreas Sika sampaikan ini kepada wartawan di Kupang, Senin (30/12).

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Romo Ande, demikian ia biasa disapa mengatakan, berdasarkan koordinasi antara Keuskupan Agung Kupang (KAK) dan Sinode GMIT, Paroki St. Yoseph Pekerja Penfui ditetapkan sebagai tempat perayaan Natal Oikumene 2019. Kegiatan berlangsung pada 3 Januari 2020, mulai pukul 09.00 Wita.

“Kami mengajak umat Katolik, umat GMIT dan gereja-gereja denominasi di Kota Kupang dan sekitarnya untuk hadir pada perayaan Natal Oikumene,” ajak Romo Ande.

Ia menyampaikan, perayaan Natal Oikumene mengambil tema “Hiduplah Sebagai Sahabat Bagi Semua Orang.” Tema ini mengajak semua orang untuk tidak melihat perbedaan, tapi mengedepankan persaudaraan karena percaya akan Yesus Kristus.

Lebih lanjut Romo Ande menyatakan, Natal Oikumene adalah pesta kegembiraan bagi orang Katolik di KAK dan orang Kristen di GMIT. Perayaan ini bukan dilihat sebagai bentuk persaingan dan perampasan massa, tapi membangun persaudaraan dalam memuliakan Tuhan dengan caranya masing-masing.

“Perayaan ini sebagai bukti kita sedang mengabdi kepada Allah,” tandas Romo Ande.

Pada kesempatan itu ia memberi catatan kritis terhadap perayaan Natal Oikumene. Selama ini perayaan Natal Oikumene masih sebatas melaksanakan ritual keagamaan. Ke depan sangat diharapkan, perayaan dimaknai dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

“Sehingga cinta Tuhan tidak dimaknai hanya dalam gereja, tapi diimplementasikan dalam kehidupan sosial,” papar Romo Ande.

Wakil Ketua Panitia Natal Oikumene, Pendeta Jhon Tadu mengatakan, tema perayaan Natal Oikumene ini hendak mengajak umat tentang bagaimana meningkatkan kualitas persaudaraan. Sehingga tidak sekedar melaksanakan perayaan Natal, tapi diwujudkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Kepala Biro Humas Setda NTT, Marius Ardu Jelamu menjelaskan, perayaan Natal Oikumene ini bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Juga merayakan hari solidaritas antara Tuhan dan manusia.

“Hendaknya kita selalu membina persatuan dan toleransi dalam kehidupan sosial sebagai anak-anak Allah,” kata Marius.

//delegasi(hermen jawa

Komentar ANDA?

  • Bagikan