Potret Indeks Desa Membangun di NTT

  • Bagikan
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Manek.//Foto: Delegasi.com(Hermen Jawa)

KUPANG, DELEGASI.COM – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur merilis Potret Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2021, untuk mengukur capaian dampak dari pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di desa.

Dari hasil potret IDM, tahun 2021, terdapat peningkatan positif terhadap capaian IDM tersebut.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa(PDM)Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Manek kepada wartawan di Kupang, Senin (27/7/2021).

Viktor Manek menjelaskan, setiap tahun Pemerintah Desa yang dibantu, oleh Tenaga
Pendamping Desa melakukan pendataan indeks membangun desa(IDM)di 3.026
desa se-Provinsi NTT, untuk mengukur capaian dampak dari pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

“Dibanding tahun 2020, pada tahun 2021 terdapat peningkatan positif, IDM berdasarkan klasifikasi status desa” kata Viktor

Capaian IDM yang diukur menurut mantan Penjabat Bupati Malaka itu berdasarkan:

Pertama; dimensi sosial, meliputi pendidikan, kesehatan, modal sosial dan permukiman.

Kedua; dimensi ekonomi, meliputi keragaman produksi masyarakat, akses pusat perdagangan dan pasar,
akses logistik, akses perbankkan dan kredit dan keterbukaan wilayah
Ketiga, dimensi ekologi meliputi kualitas lingkungan, bencana alam dan tanggap
bencana.

Berdasarkan 5 klasifikasi status desa menurut Viktor, desa Mandiri dari satu desa pada 2020 desa menjadi tiga desa yakni Desa Boru Kecamatan Wulanggitang, Desa Terong dan Desa Lamahala Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur.

Berikutnya desa yang berstatus Desa Maju dari 79 desa tahun 2020 menjadi 132 desa ditahun 2021, Desa berkembang dari 1.049 menjadi 1.181 desa.

Sementara desa tertinggal berkurang dari 1.746 menjadi 1.592 desa dan Desa sangat tertinggal dari 151 menjadi 118 desa.

Pemerintah Provinsi melalui Dinas PMD terus berupaya mendorong pemberdayaan ekonomi Desa melalui kelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Dari 3026 desa di NTT, 2.144 BUMDes yang sudah terbentuk. BUMDes yang aktif tahun 2020 sebanyak 1.415 BUMDes sedangkan pada tahun 2021 mencapai 1.613 atau bertambah 198 BUMDes.

Jenis usaha BUMDes bervariasi antara lain usaha perdagangan sebanyak 619 BUMDes, wisata 131 BUMDes, peternakan 30 BUMDes, dibidang jasa sebanyak 519 BUMDes, pertanian 82 BUMDes, perikanan 25 BUMDes simpan pinjam 216 BUMDes serta ada digitalisasi BUMDes.

Dinas PMD Provinsi NTT menurut Viktor bekerja sama BAKTI Kemen Kominfo dan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT menggagas pembentukan Transformasi
Digital BUMDes.

“Tujuannya, agar semua informasi dan produk BUMDES bisa dipromosikan dan dijual secara on-line lewat portal/web site BUMDes Mart yang dikelola BAKTI Kemen Kominfo,” kata Manek.

Diakui, dari 1613 Bumdes aktif di NTT, baru 2 Bumdes yang memanfaatkan
BUMDES Mart BAKTI Kemen Kominfo yakni BUMDes Au Wula di Desa
Detusoko Barat Kecamatan Detusokso Kabupaten Ende dengan fokus usaha
pengolahan pangan, pertanian dan pariwisata serta BUMDes Tujuh Maret di
Hadakewa Kabupaten Lembata dengan fokus usaha hasil laut(ikan ten)
ewa, wisata pantai hadakewa dan Cafe Tujuh Maret

“Solusi kita ke depan yakni Bumdes memiliki produk, mutu berdaya saing dan konsistensi produksi. Kemudian Bumdes yang sudah dibentuk agar didaftarkan di BumdesMart id
agar bisa melakukan Jumping ke Toko On line(Tokopedia dll melalui Bumdes Mart).
Untuk mencapai itu dilakukan Pelatihan dan pendampingan Bumdes oleh Bumdes Mart
serta sinergitas manajemen pengelolaan BUMDES bersama Koperasi” katanya.

//delegasi(hermen)

Komentar ANDA?

  • Bagikan