Sosbud  

Sungai Meluap, 23 Desa di Malaka dan 2 Desa di TTS Terendam Banjir

Avatar photo
Banjir menggenangi rumah warga di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Jumat (2/4/2021) //Foto: Dokumen Novry Laka

KUPANG, DELEGASI.COM – Akibat meluapnya sungi Benanen, sebanyak 23 desa di Kabupaten Malaka terendam banjir. Sementara dua desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan juga terendam akibat meluapnya Sungai Noemuke.

“Banjir yang menggenangi rumah warga tersebut di Kabupaten Malaka, akibat meluapnya Sungai Benenai,” kata Penjabat Bupati Malaka, Viktor Manek Kepada wartawan, Jumat  (2/4/2021).

Viktor menyebut, 23 desa yang terdampak banjir itu tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Malaka. Terdapat 12 desa yang terdampak banjir di Kecamatan Malaka Barat, lima desa di Kecamatan Malaka Tengah, empat desa di Kecamatan Weliman, dan masing-masing satu desa di Kecamatan Kobalima dan Wewiku. Selain meluapnya Sungai Benenai, banjir yang melanda rumah warga juga disebabkan gelombang pasang.

“Ada lima tanggul yang jebol, yakni di Desa Naimana dan Desa Mota Ulun,” kata Viktor.

Khusus untuk rumah warga yang tergenang banjir lanjut Viktor, pihaknya masih mendata di lapangan. “Kita belum bisa pastikan jumlah keseluruhan rumah yang terkena banjir, akibat petugas yang mendata mengalami kendala akibat tingginya banjir,” kata Viktor.

Dua Desa Terendam

Nasib serupa dialami warga  dua desa di Kecamatan Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan  yakni Desa Toenike dan Desa Oebelo. Kedua desa itu hampir sepekan terakhir terendam banjir akibat meluapnya sungai Noemuke.

“Lahan serta rumah warga terendam banjir sepekan terakhir,”kata Amos Tenis, warga Desa Toenike yang dihubungi wartawan, Jumat(2/4/2021)

“Saat ini kondisi Desa Toenike terendam banjir kiriman pak. Dengan kedalaman sekitar 1 meter dan telah merusakan pagar masyarakat serta tanaman. Sementara hasinya belum dipanen. Tanaman warga itu berupa jagung dan kacang-kacangan.
Kerurasakan rumah warga tidak ada hanya terendam dengan ketinggian satu meter Lebih dan ini terjadi di semua penduduk di desa ini,”kata Amos

Sementara Sekretaris Persekutuan Masyarakat Hukum Adat dan Budaya Amanuban, Pina Ope Nope yang juga Tim Koordinasi Pengendalian Sumder Daya Air Wilayah Sungai Noelmina bersama Kementerian PUPR Provinsi NTT Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, membenarkan hal tersebut.

“Banjir di wilayah ini setiap musim hujan selalu terjadi karena luapan dari Sungai Noemuke.  Saban tahun hidup merek sellu terancm,“ ungkapnya, dilansir delikntt.com

“Kami warga menginginkan adanya pembangunan bendungan dan infra struktur pendukung lainnya,” tutur Pina Ope Nope.

Sekretaris Pesekutuan Masyrakat Hukum Adat dan Budaya Amanuban juga anggota TPKSDA meminta kepada pemerintah supaya ada perhatian sesuai harapan masyarakat.

Ia mengatakan, sebagai anggota Tim Koordinasi Pengendalian Sumber Daya Air Wilayah Suangai Noelmina dirinya mengusulkan di rencana strategis program ke kantor Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II di Provinsi NTT.

//delegasi(hermen jawa)

 

Komentar ANDA?