Usai Banting Istri dan Mengantarnya ke Tukang Urut, Seorang Suami di Kabupaten Kupang Gantung Diri

  • Bagikan
Foto Ilustrasi Gantung diri//ISTIMEWA

KUPANG, DELEGASI.COM – Seorang pria asal Desa Kauniki, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial ARS, ditemukan tewas gantung diri di rumahnya. Pria berusia 24 tahun itu gantung diri usai bertengkar dan membanting tubuh istrinya, YA (19).

Pejabat Humas Polres Kupang Aiptu Randy Hidayat yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (3/5/2021) pagi membenarkan hal itu. “Kejadiannya kemarin. Dia ditemukan tewas gantung diri oleh istrinya sendiri,” ujar Randy, dilansir kompas.com.

Baca Juga : Broker Forex Terbaik Yang Resmi di Rilis BAPPEBTI 2023

 Sempat bertengkar dengan istri

Ilustrasi Bertengkar sama Istri //Foto: Istimewa

 

Randy menjelaskan, ARS dan istrinya terlibat pertengkaran yang berujung penganiayaan terhadap sang istri. Kejadian itu bermula, saat ARS dan istrinya yang berinisial YA bertengkar dalam rumah.

ARS membanting tubuh istrinya ke tanah hingga tubuh bagian belakang mengalami keseleo. Setelah itu, ARS masih mengantar istrinya ke tukang urut untuk diobati. Usai mengantar istrinya, mereka pulang ke rumah. Sekitar pukul 20.00 WITA, ARS, istri dan anak yang baru berusia lima bulan  tidur di dalam kamar rumah mereka. Tak berselang lama, anak mereka menangis, sehingga YA bangun untuk mencari senter dan hendak membuat susu untuk anak mereka.

Temukan suami gantung diri

Pada saat itu, YA menyalakan senter. Ia pun kaget melihat suaminya telah gantung diri di dalam kamar tidur mereka. YA kemudian pergi menitipkan anak mereka ke rumah tetangga terdekat yang tidak jauh dari rumah mereka. YA juga mendatangi rumah kerabat mereka dan memberi tahukan kejadian mengejutkan itu. Mereka lalu menuju rumah dan melihat serta memastikan ARS telah meninggal gantung diri.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Anggota DPRD TTS Jadi Tersangka Kasus Pelecehan Seksual
Baca Juga: Datang Bertamu, Oknum Anggota DPRD TTS Remas Payudara Ibu Rumah Tangga

 

“Keduanya berteriak minta tolong sehingga warga sekitar mulai berdatangan ke lokasi kejadian,” kata Randy. Anggota Polsek Takari, Bripka Abrara yang mendapat informasi melalui ponselnya, kemudian melaporkan ke Kapolsek Takari dan langsung menghubungi Kepala Puskesmas Huebunif untuk bersama – sama menuju ke lokasi kejadian.

Anggota Polsek Takari melakukan olah tempat kejadian perkara. Polisi yang dibantu warga, lalu mengevakuasi jenazah ARS. Petugas puskesmas memeriksa kondisi fisik ARS, disaksikan kerabat dan perangkat Desa Kauniki.

Petugas Puskesmas menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh ARS. “Dugaan sementara motif ARS gantung diri karena adanya masalah keluarga dengan istrinya,” kata dia. Atas kejadian tersebut, keluarga ARS menerima kematian tersebut dan menolak otopsi.

//delegasi(*/Kompas)

Komentar ANDA?

  • Bagikan