Sambut Hangat AHY, Pater Rektor Unwira Tekankan Hal Ini

  • Bagikan
Rektor Unwira Kupang, Pater DR.Philipus Tule, SVD dan Direktur The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono saling memberikan Cinderamata usai Kuliah Umum di Aula Sta. Maria Imaculata Kampus' Unwira Kupang, Selasa(6/12/2022) //Foto: Delegasi.com(Bakomatra)
Rektor Unwira Kupang, Pater DR.Philipus Tule, SVD dan Direktur The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono saling memberikan Cinderamata usai Kuliah Umum di Aula Sta. Maria Imaculata Kampus' Unwira Kupang, Selasa(6/12/2022) //Foto: Delegasi.com(Bakomstra)

DELEGASI.COM, KUPANG -Rektor Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater DR. Philipus Tule SVD, dengan hangat menyambut kehadiran Agus Harimurti Yudhoyono, M.Sc, MPA, MA yang akrab disapa AHY di kampus Unwira Kupang dalam rangka memberikan kualiah umum pada Selasa, 6 Desember 2022.

AHY yang didampingi istri, Anisa Pohan dan sejumlah anggota DPR RI dari Partai Demokrat memberikan kuliah umum dihadapan ribuan mahasiswa, para dosen dan civitas akademika Unwira dengan tema “”Mempersiapkan Generasi Unggul Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045″.

Sebelum AHY memberikan kualiah umum, Pater DR. Philipus Tule dalam sambutannya menyatakan dirinya dan Unwira dengan sangat iklas dan sukacita menerima kehadiran AHY terutama karena antara Unwira dan The Yudhoyono Institute yang dipimpin AHY memiliki visi dan bahkan misi yang sama untuk Indonesia yang lebih maju khususnya melalui mempersiapkan sumberdaya manusia yang lebih unggul di masa mendatang.

Pater Philipus yang tampil dengan setelan Jas daerah warna biru senada dengan warna baju AHY atau warna khas Partai Demokrat ini menegaskan bahwa semua komponen termasuk lembaga penddikan, universitas maupun institusi untuk bersama-sama mengupayakan tersedianya generasi emas yang memiliki ciri-ciri yang jelas.

“Paling kurang ada empat ciri generasi emas itu yakni satu Memiliki kecerdasan intelektual yang komperhensif yang tidakk pincang, yang beretika dan bermoral, produktif, kreatif dan inovatif,” papar Pater Philipus.

Ciri kedua, menurutnya adalah memiliki spirit cinta damai dalam interaksi sosial dan kemasyarakatan dan bernegara serta berkarakter nasionalis Indonesia yang kuat.

Ciri Ketiga tambahnya, memiliki fisik yang sehat, generasi muda yang kuat, sehat fisiknya dan dengan itu juga bisa menyehatkan masyarakat Indonesia dalam komunikasinya dengan lingkungan dan alam yang sehat.

Dan ciri keempat, Memiliki peradaban unggul, memiliki penghargaan tinggi akan nilai-nilai budaya lokal serta global.

Sementara itu, AHY selaku pimpinan The Yudhoyono Institute dan Ketua Umum Partai Demokrat, dalam paparan kuliah umumnya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Rektor Unwira dan seluruh Jajarannya dan mahasiswa atas kolaborasi yang dibangun.

AHY memulai kualiahnya dengan memaparkan upaya yang dilakukannya selama ini kemana saja dia berkunjung untuk mengajak semua komponen untuk bersama-sama memikirkan, mendiskusikan dan membangun semangat bersama untuk Indonesia ke depan yang lebih baik.

Bahkan, Ia menambahkan, beberapa hari sebelumnya ketika mendapatkan undangan resmi dari pemerintah Australia untuk mendiskusikan masa depan hubungan dan kerjasama Indonesia dan Australia.

Ia mampir di sejumlah Universitas ternama di Australia termasuk Australian National University (ANU) tempat dimana Rektor Unwira, Pater DR. Philipus Tule, SVD menyelesaikan studi doktornya.

“Saya mampir di tiga universitas ternama di Australia, salah satunya di almamaternya Rektor Unwira Australia National University, salah satu univeritas terbaik di dunia di mana Rektor kita (Unwira) menyelesaikan PHDnya di sana,” kata AHY disambut tepuk tangan peserta kuliah umum.

AHY yang tampil memukau peserta juga menyoroti kualitas pemilu yang dinilainya dapat mengalami kemunduran karena tiga hal yakni politik uang, politik identitas, dan politik fitnah. “Uang bisa saja membuat kualitas demokrasi muncur. Kalau datang ke TPS (tempat pemungutan suara) harus bayar tentu akan memengaruhi kualitas pemilu kita,” ujarnya.

Adapun politik identitas adalah politik pembelahan dan polarisasi. “Saya ingin terus menjadi yang terdepan, mari kita cegah bersama terjadinya politik identitas. Sebaliknya kalau kita terpecah belah, hanya karena politik perbedaan identitas, kita akan mundur ke belakang,” katanya.AHY juga mengingatkan mahasiswa hati-hati dengan politik fitnah karena berpotensi memecah-belah bangsa.

“Harganya terlalu mahal gara-gara kita asyik di media sosial, kita lupa bahwa sering kali banyak informasi yang belum tentu benar, tetapi kita sebarluaskan dan menimbulkan perpecahan di antara kita,” jelasnya.

Kuliah umum juga dihadiri sejumlah anggota DPR dari Partai Demokrat yakni Anggota Komisi VI Herman Khaeron, Anggota Komisi X Anita Gah, Anggota Komisi III Benny K Harman, dan anggota Komisi VII Teuku Riefky Harsya.

//delegasi(hermen jawa)

Komentar ANDA?

  • Bagikan