Aniaya Guru SMA Negeri 4, Orang Tuas Siswa Diamankan Polisi

  • Bagikan
Guru SMA Negeri 4 Kupang saat mendatangi Mapolsek Kelapa Lima Polres Kupang Kota, Kamis (17/10/2018) siang.//foto Pos kupang.com

Kupang, Delegasi.Co – Matheos Tuflasa (50) ayah dari Meidel Tuflasa (17), siswa kelas XI IPA 4 SMAN 4 Kota Kupang diamankan pihak kepolisian setelah melakukan penganiayaan kepada seorang guru senior di sekolah itu.

Dirilis Teibunnews.com, Matheos dijemput anggota Polsek Kelapa Lima Polres Kota Kupang pada Kamis (17/10/2018) sekira pukul 11.30 Wita setelah kepolisian mendapat laporan dari Kepala SMAN 4 Kupang, Agus Bire Logo.

Saat Matheos Tuflasa dibawa ke Mapolsek Kelapa Lima oleh anggota polisi, praktis para guru di sekolah itu pun menyusul ke Mapolsek.

Pantauan di Mapolsek Kelapa Lima pada Kamis siang, pelaku Matheos Tuflasa duduk di bangku ruang SPKT didampingi oleh isteri dan anaknya, Meidel Tuflasa, siswa kelas XI IPA 4 SMAN 4 Kupang. Mengenakan kaos oblong warbmna hitam, Matheos lebih banyak menunduk.

Sementara dalam ruangan yang sama, hadir sekira puluhan guru SMAN 4 yang datang untuk memberi dukungan kepada rekan guru mereka yang menjadi korban penganiayaan Matheos.

Awalnya, isteri Matheos sempat bersitegang dengan beberapa guru, namun setelah anaknya Meidel mengakui perbuatannya dihadapan guru dan polisi bahwa ia benar mengeluarkan kata kasar dan makian pada gurunya, sang ibu pun tampak lebih tenang.

Setelah sekira satu jam berdialog dalam ruang itu, Matheos pun diantar untuk diamankan sementara di dalam sel Mapolsek.

Kepada wartawan di Mapolsek Kelapa Lima pada Kamis (17/10/2018) siang, Kapolsek Kelapa Lima AKP Didik Kurnianto SH SIK menjelaskan pihak sekolah menelepon polsek karena pelaku datang dan menganiaya salah seorang guru yang sedang mengajar dalam kelas.

Setelah itu, Polsek langsung bergerak cepat untuk mengamankan pelaku agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Kita sudah amankan sementara pelaku, sekarang kita tunggu pihak keluarga untuk membuat laporan resmi. Informasinya korban masih menunggu suaminya yang saat ini sedang dalam perjalanan dari Atambua,” jelas Didik.

 

Didik menambahkan, pihak sekolah juga sudah berdiskusi terkait persoalan ini, tetapi ini ranahnya persoalan pribadi jadi menunggu kita pihak korban untuk membuat lapora.

 

Berdasarkan penuturan beberapa guru SMAN 4 Kupang, pelaku tanpa permisi menerobos masuk hingga ke dalam ruang kelas XI IPA 4 dan langsung menendang korban saat sedang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Akibat dua tendangan yang bersarang di perutnya, korban sempoyongan dan terduduk dikursi.

 

Siswa yang tidak terima kejadian itu langsung merespon dengan mengerubuti dan memukul pelaku, beruntung berselang beberapa saat pelaku berhasil diamankan ke ruang kepala sekolah untuk menghindari amuk siswa-siswa.

 

Di hadapan polisi dan para guru, korban sempat mengaku khilaf dan tersulut emosinya setelah mendengar telepon dari putrinya dalam keadaan menangis.

 

“Saya baru pulang dari laut, lalu dapat telpon menangis menangis saya langsung emosi, apalagi sedang capek,” kilahnya.

 

Namun beberapa guru memuji akting yang dimainkan oleh siswa mereka.

“Ya anak ini pintar akting, disentuh sedikit saja nangis nangis lapor orang tua, padahal dia sudah maki-maki guru,” ungkap mereka.

 

Akibat peristiwa ini pihak sekolah sedang mempertimbangkan nasib Meidel Tuflasa di SMAN 4 Kupang. Apakah akan dipindahkan dari sekolah ataukah dikeluarkan dari sekolah.

 

“Kita akan berembuk dengan semua guru untuk memutuskan nasib Meidel, apakah dipindahkan dari sekolah ataukah dikeluarkan. Kalau dipindahkan, berarti dia bisa dapat surat pindah, tapi kalau dikeluarkan berarti tidak dapat,” ungkap Kepala SMAN 4 Kupang, Agus Bire Logo.

 

Agus menegaskan, untuk tetap melanjutkan pendidikan di sekolah itu rasanya tidak mungkin bagi Meidel. Pasalnya ini bukan kali pertama sekolah berurusan dengan orang tuanya. Dikatakan, pernah juga Matheos datang marah marah, banting banting pintu dan menuding guru.

 

Atas kejadian ini, Agus menjelaskan akan melaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi NTT. “Setelah ini kita ke Dinas (Pendidikan) untuk melaporkan kejadian ini,” pungkasnya.

//delegasi(Tribunnews/ger)

Komentar ANDA?

  • Bagikan