Dubes Belanda Undang Gubernur NTT Bicarakan Jembatan Palmerah

  • Bagikan
BERSAMA DUBES BELANDA - Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, foto bersama Dubes Belanda untuk Indonesia di Kantor Kedubes Belanda di Jakarta, Selasa (20/6/2017).//istimewah

Kupang, Delegasi.com – Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia mengundang Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, bertemu dengannya di Jakarta, Selasa (20/6/2017). Agenda pertemuan Dubes Belanda dan Gubernur NTT itu untuk membicarakan pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah dan bisnis lainnya di Provinsi NTT. Demikian dirilis tribunnews.com

“Ini merupakan pertemuan kedua Gubernur NTT dan Dubes Belanda. Pertemuan pertama pada bulan Februari atau Maret 2016 lalu,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi NTT, Ir. Andre W Koreh, MT di Kupang, Kamis (22/6/2017).

Pertemuan kedua ini, jelas Andre, untuk membahas beberapa agenda. Pertama, soal Jembatan Pancasila Palmerah. Kedua, tentang tenun ikat. Ketiga, tentang peternakan. Keempat, tentang pertanian. Kelima, tentang kunjungan Dubes Belanda ke NTT.

Dari beberapa agenda pembicaraan ini, demikian Andre, sekitar 70 persen waktu lebih fokus pada pembicaraan pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah. Karena pada forum tersebut, PT Tidal Bridge BV juga melaporkan kepada Dubes Belanda tentang progres rencana pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah, serta menyampaikan beberapa tahapan yang sudah dilakukan.

Dalam pertemuan satu jam yang berlangsung dalam suasana akrab itu, ada tiga lini yang disampaikan Tidal Bridge BV. Pertama, tentang dukungan dari Pemerintah Belanda. Tidal BV juga menyampaikan hal secara teknis tentang Jembatan Pancasila Palmerah yang kini sedang melaksanakan Pra FS dengan asumsi bulan Oktober Pra FS susah selesai.

Kedua, Tidal BV juga menyampaikan tentang pembiayaan. Bahwa untuk pembangunan Jembatan Palmerah itu sudah ada anggarannya di MMO, salah satu lembaga keuangan di Belanda yang sudah menyatakan kesiapan uang 200 juta dolar AS.

Ketiga, untuk Pemerintah Indonesia dibutuhkan satu surat lagi dari Kementerian ESDM meminta ini (Jembatan Pancasila Palmerah) dimasukkan ke dalam blue book (cetak biru) loan agreement yang akan ditetapkan oleh Bappenas, termasuk bagaimana menegosiasikan harga jual dengan PLN.

Andre mengatakan, Dubes Belanda merespon laporan Tidal BV itu dengan sangat positif. Bahkan beliau (Dubes Belanda) mengatakan, pembangunan Jembatan Pancasila Palmerah menjadi proyek pertama yang dikerjasamakan antara Pemerintah Belanda dan Pemerintah Indonesia di bidang maritim.

Dubes Belanda juga meminta Pemprov NTT dan Tidal BV menyiapkan catatan kecil untuk beliau (Dubes Belanda) sampaikan kepada Perdana Menteri Belanda yang akhir Juli 2017 akan bertemu dengan Presiden Jokowi dalam pertemuan di Jerman, saat negara-negara G7 bertemu. Dubes juga akan menitipkan catatan itu kepada Perdana Menteri Belanda untuk dibicarakan lagi dengan Presiden Jokowi.

“Dubes juga menyatakan akan meminta dukungan Parlemen Belanda untuk mendukung sepenuhnya kerja sama ini, sehingga dari sisi police posisi high level sebenarnya keberadaan jembatan ini sudah mendapat dukungan maksimal,” kata Andre.//delegasi (*/hermen)

Komentar ANDA?

  • Bagikan