Festival Wai Humba IX 2022 Siap Digelar di Kampung Adat Wundut Sumba Timur

  • Bagikan
Komunitas Wai Humba IX berkunjung ke rumah jabatan Bupati Sumba Timur dalam rangka Festival Wai Humba IX 2022 di kampung adat Wundut, Kecamatan Lewa, Sumba Timur, Jumat(11/11/2022). //Foto: delegasi.com(Deddy F.Holo)

DELEGASI.COM, WAINGAPU – Festival Wai Humba IX siap digelar di Kampung adat Wundut Kecamatan Lewa, kabupaten Sumba Timur pada 17 hingga 20 November  2022.

“Ama Rendi-Ina Manu Wanggameti Siap menerima Komunitas Yawila, Puronombu dan Tanadaru”

Sebelum Festival digelar, Komunitas Wai Humba IX berkunjung ke rumah jabatan Bupati Sumba Timur dalam rangka menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan Festifal Wai Humba IX 2022 di kampung adat Wundut, kecamatan Lewa, kabupaten Sumba Timur, Jumat(11/11/2022).

Baca Juga:

Aliansi Solidaritas Besipae Demo di Kantor Gubernur dan DPRD NTT

WALHI NTT Sebut Masyarakat Pesisir Sepanjang Teluk Kupang Hadapi Tiga Masalah Dampak dari Pembangunan

Dalam kunjungan tersebut Dinamisator Wai Humba IX Umbu Wulang Tanaamah Paranggi menyampaikan bahwa inti pelaksanaan Wai Humba IX merupakan kegiatan berlatar budaya dan pelestarian lingkungan hidup. Tema yang diambil pada tahun 2022 yaitu “ Tana Beri Inamu” yang memberikan makna serta filosofi orang Humba tentang tanah sebagai ibu yang memberikan kehidupan.

Dengan ditemani perwakilan komunitas kampung (parengu) Wundut Mbadi Wuru Jara menuturkan bahwa festival Wai Humba IX adalah bagian dari menjaga budaya serta identitas orang Humba (tau humba) yang saat ini terancam hilang karena perkembangan jaman.

Di sisi lain Triawan U. U Mehakati menyampaikan bahwa kegiatan Wai Humba sudah berjalan sejak tahun 2012 dan ini tahun ke sepuluh pelaksanaan festival Wai Humba IX.

“Perlu adanya pelestarian budaya sehingga generasi muda ke depan dapat mewariskan kembali peradaban budaya orang Humba yang memiliki nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan dan ekologi,” ungkap Triawan

Tri sapaan akrabnya juga memberikan penjelasan bahwa festival Wai Humba IX dilaksanakan dengan pendekatan budaya serta menyuguhkan berbagai permainan tradisional yang saat ini hampir hilang seperti makang, motu, pata lima dan kuaja manula.

Pelaksanaan Wai Humba juga dilakukan secara gotong royong masing-masing komunitas membawa hasil kebun sebagai wujud syukur kepada alam dan leluhur yang telah memberikan kehidupan.

“Semangat gotong royong inilah yang perlu dilestarikan kembali”. ujar Tri.

Bupati Sumba Timur Drs. Kristofel Praing. M.Si. pada kesempatan tersebut menyambut baik perwakilan Dinamisator Wai Humba dan perwakilan komunitas kampung Wundut.

“Kita perlu membangun kembali semangat budaya orang Humba sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan oleh wilayah administratif semata”. kata Kristofel

Selain itu, ia juga memberikan dukungan penuh kepada generasi muda yang selalu berpikir tentang Humba dan merajut kembali hubungan kekeluargaan dengan semangat budaya dan kearifan lokal yang selama ini menjadi karakteristik orang Humba.

Dalam kesempatan diskusi tersebut Bupati Sumba Timur memberikan apresiasi kepada komunitas Wai Humba yang selama ini memberikan kontribusi pembangunan daerah lewat pemikiran dan tindakan melestarikan budaya dan lingkungan. Ia berharap generasi muda Humba tidak melupakan nilai-nilai budaya di tengah perkembangan dunia modern.

“Kita harus mengetahui dan menguatkan kembali akar dan nilai- nilai budaya Humba yang saat ini tergerus oleh perkembangan modern. Kegiatan Wai Humba ini merupakan benteng terakhir kita dalam menjaga nilai kehumbaan”. ungkap Kristofel Praing

Ia berharap kegiatan festival Wai Humba IX yang dilaksanakan di kampung adat Wundut dapat memberikan pencerahan dan menguatkan kembali nilai-nilai budaya, persaudaraan dan semangat gotong royong.

“Saya sangat mendukung kegiatan seperti ini, karena memberikan pesan-pesan penting dalam pembangunan karakter dan kehidupan orang Humba, harapan saya semoga lebih luas dan menjangkau banyak orang” Ungkap Kristofel Praing

//delegasi (*/tim)

Komentar ANDA?

  • Bagikan