Koalisi Arab Saudi Kepung Penjara Yaman, 100 Orang Lebih Tewas

  • Bagikan
Tentara pemerintah Yaman menembakan mortar saat bertempur melawan Houthi di Marib, Yaman dalam foto tak bertanggal pada 14 Januari 2022. Yemeni Armed Forces/Handout via REUTERS

DELEGASI.COM,  YAMANSerangan udara oleh pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi  menargetkan penjara yang dijalankan kelompok pemberontak Houthi, Yaman. Serangan itu diperkirakan menewaskan dan melukai lebih dari 100 tahanan pada Jumat, 21 Januari 2022.

Menurut tim penyelamat, serangan udara terjadi beberapa kali. Dalam foto-foto satelit yang dianalisis media The Associated Press, serangan di kota pelabuhan Hodeide menghantam pusat telekomunikasi di sana, yang merupakan kunci koneksi Yaman ke internet. Serangan udara juga dilakukan di dekat Sanaa, ibu kota Yaman yang dikuasai oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran sejak akhir 2014.

Basheer Omar, juru bicara Komite Internasional Palang Merah di Yaman, memberikan jumlah korban kepada AP. Dia mengatakan tim penyelamat terus melewati lokasi penjara di kota utara Saada, yang juga dikuasai oleh Houthi.

 

Petugas penyelamat mengevakuasi jenazah korban serangan udara koalisi Arab Saudi di sebuah penjara Houthi di Dhamar, Yaman, Ahad (1/9) Foto: AP Photo/Hani Mohammed

 

“Jumlah korban kemungkinan akan meningkat,” kata Omar. Palang Merah telah memindahkan beberapa yang terluka ke fasilitas di tempat lain. Tidak ada rincian untuk berapa banyak yang tewas dan berapa banyak yang terluka.

Lembaga Doctors Without Borders dalam pernyataan terpisah menyebutkan jumlah yang terluka diperkirakan sekitar 200 orang. “Dari apa yang saya dengar dari rekan saya di Saada, masih banyak mayat di lokasi serangan udara, banyak orang hilang,” kata Ahmed Mahat, kepala misi organisasi tersebut di Yaman, dalam sebuah pernyataan.

“Tidak mungkin mengetahui berapa banyak orang yang terbunuh. Tampaknya itu adalah tindakan kekerasan yang mengerikan.”

Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi Houthi belum mengakui serangan di Saada. Adapun serangan udara di Hodeida membuat internet di Yaman mati. Menurut NetBlocks, gangguan internet dimulai sekitar pukul 01:00 lokal dan mempengaruhi TeleYemen, perusahaan monopoli negara yang mengontrol akses internet di negara itu. TeleYemen sekarang dijalankan oleh Houthi yang kini menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, sejak akhir 2014.

Serangan udara koalisi Arab Saudi di sebuah penjara Houthi di Dhamar, Yaman, Ahad (1/9) Foto: AP Photo/Hani Mohammed

BACA JUGA: Taliban Pakai Semprotan Merica Usir Puluhan Pedemo Perempuan di Kabul

Pusat Analisis Data Internet Terapan yang berbasis di San Diego dan perusahaan internet CloudFlare yang berbasis di San Francisco juga mencatat pemadaman nasional di Yaman. Lebih dari 12 jam kemudian, internet tetap mati.

Dikutip dari Reuters, koalisi pimpinan Arab Saudi membantah sengaja menyerang penjara. Mereka mengatakan bahwa fasilitas yang diserang bukanlah lokasi yang dilarang. Seorang saksi mata mengatakan beberapa orang, termasuk migran Afrika, tewas dalam serangan tersbeut.

“Koalisi akan memberi tahu Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Yaman (OCHA) dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) tentang fakta dan detailnya,” kata kantor berita Arab Saudi mengutip juru bicara koalisi.

Target di Saada, mejurut juru bicara koalisi, tidak termasuk dalam daftar tanpa-target yang disepakati dengan OCHA, tidak dilaporkan oleh ICRC dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh Konvensi Jenewa Ketiga untuk Tawanan Perang.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi terlibat dalam perang saudara di Yaman sejak 2015. Mereka berdalih ingin memulihkan kekuasaan pemerintahan di Yaman yang digulingkan oleh Houthi pada 2014.

BACA JUGA: Serangan Udara AS di Yaman Tewaskan Komandan Al-Qaeda Abu Omar al-Hadhrami

Perang telah berubah menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Dunia internasional mengkritik serangan udara Saudi yang telah menewaskan ratusan warga sipil dan menargetkan infrastruktur negara.

Sementara itu, Houthi telah menggunakan tentara anak-anak untuk meletakkan ranjau darat di seluruh negeri. Diperkirakan 110.000 orang yang merupakan kombatan dan warga sipil, telah tewas dalam konflik tersebut.

//delegasi (AP/Reuter)

 

Komentar ANDA?

  • Bagikan