Pius Rasi : SMK yang Tidak Memenuhi Standar akan Dievaluasi

  • Bagikan
SMK yang tidak memenuhi Stndar
Pius Rasi, Kabid SMK DInas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kupang Delegasi.com- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tidak memenuhi standar akan dievaluasi, apakah sekolah itu dimerjer atau ditutup sama sekali.

Demikian dikatakan  Kepala Bidang SMK Dinas pendidikan NTT, Pius Rasi yang ditemui wartawan di ruang kerjanya (senin(28/8/2017) di Kupang.

Pernyataan Pius Rasi terkait dengan terjadinya beberapa kasus SMK yang tersebar diseluruh NTT yang tidak memenuhi standar, antara lain kekurangan siswa tiap tahun dan kualitifikasi tenaga pengajar ASN yang ada.

Hingga tahun ajaran 2017, total SMK di NTT mencapai 276 sekolah yang terdiri dari 145  SMK Negeri 130 SMK swasta. Jumlah ini menurut Pius Rasi dianggap masih kurang mengingat, secara nasional pemerintah memprioritaskan untuk membuka sebanyak banyak SMK di daerah. Kendati demikian himbauan pemerintah itu tidak serta merta semua lembaga baik swasta maupun pemerintah yang ada di daerah membuka SMK tanpa mengikuti mekanisme dan ketentuan Undang-undang yang ada.

“Walaupun sekarang pemerintah pusat menghimbau untuk membuka sebanyak-banyak SMK dari berbagai jurusan, tentu harus tetap pada  mekanisme dan syarat Undang-undang  yang ada. Saat ini saja, SMK yang telah ada banyak yang tidak memenuhi standar” jelas Pius Rasi.

Untuk mengecek keberadaan SMK di daerah kabupaten Pihaknya telah bekerjasama dengan lembaga  Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi NTT untuk mengecek keberadaan SMK di daerah.

“BPK sedang berada di lapangan guna melakukan audit dan evalusi tentang keberadaan SMK) yang telah menjadi kewenagan pemerintah Provinsi NTT, audit dan evaluasi ini di lakukan untuk melihat dari dekat tentang keberadan SMK yang sudah ada,”tandas Rasi.

Dari hasil evaluasi  tim, nanti akan dapat diketahui, apakah SMK tersebut ditutup sama sekali atau diberi peringatan, itu tergantung dari hasil evaluasi,” tandasnya. Oleh karena itu Rasi menghimbau SMK yang ada di NTT untuk sesegera berbenah diri.

Rasi Juga mengaku pihaknya mengalami berbagai persoalan terhadap SMK yang terlanjur ada selama ini. Sebab kadang ketika SMK  masih  menjadi kewenangan kabupaten, banyak SMK yang dibangun tanpa mempertimbangkan berbagai persayaratan dan ketentuan yang berlaku, termasuk syarat penting yakni  ketersediaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) . Akibatnya ketika SMK diserahkan ke pemerintah provinsi, kita akan evaluasi kembali. Jika semua sudah selesai di evaluasi dan SMK dinyatakan  sehat.  Pihaknya telah menginstruksikan  agar para guru untuk terus mensosialisasikan ke masyarakat tentang manfaat bersekolah di SMK  dan diharapkan setiap guru untuk bisa membawa 10 orang siswa  saat tahun ajaran baru. //delegasi(ger)

 

Komentar ANDA?

  • Bagikan