DELEGASI.COM, RYADH –Arab Saudi merayakan Hari Kasih Sayang atau Valentine dengan cara yang berbeda. Mereka beramai-ramai memajang pakaian dalam (lingerie) berwarna merah di etalase toko.
Jelang hari kasih sayang, penjualan baju berwarna itu meningkat. Kendati demikian, tak ada satu pun kata ‘Valentine’ yang tampak di tengah fenomena ini.
“Manajemen telah meminta kami untuk mendekorasi pajangan jendela dengan lingerie merah, tetapi tanpa pengabdian Hari Valentine di mana pun,” kata seorang penjual di salah satu mal di Riyadh, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengutip AFP.
“Ini [lingerie merah yang dipajang] mengganggu saya. Tapi, ada orang yang menyukainya, dan ini merupakan kebebasan atas pilihan mereka,” ujar salah seorang perempuan, yang juga tak mau disebutkan namanya.
Secara tradisi, Arab Saudi memang tidak merayakan Hari Valentine. Namun, belakangan banyak masyarakat yang mulai merayakannya.
“Ada banyak permintaan pakaian dalam pada periode hari kasih sayang ini, dan konsumen kadang menanyakan pakaian merah,” ujar salah seorang penjual, Khuloud.
Penjual wanita ini juga mengatakan lingerie merah menjadi yang paling dicari saat periode Valentine. Toko-toko juga menawarkan diskon untuk parfum dan makeup.
“Saat ini, kami merayakan [Valentine] diam-diam di kafe dan restoran, tetapi kami berharap ini akan mendapatkan daya tarik di beberapa tahun mendatang.”
Mawar merah tidak lagi disembunyikan di ruang belakang toko bunga, dan cokelat berbentuk hati tidak lagi dijual di bawah meja pada Hari Valentine di Arab Saudi. Sejak tahun 2016, polisi agama di Saudi telah melegalkan perayaan Hari Valentine. Namun, Hari Valentine atau hari kasih sayang baru dirayakan secara meriah di Saudi pada tahun 2018. Itu setelah tokoh agama Saudi mengesahkan perayaan Hari Valentine//Foto: ISTIMEWA
Sebelumnya, Arab Saudi dikenal cukup ketat menentang perayaan Hari Valentine. Polisi keagamaan bahkan pernah menindak penjualan perlengkapan Hari Valentine dan orang-orang yang mengenakan pakaian berwarna merah.