Waikabubak, Delegasi.com – Air Terjun Lapopu di Pulau Sumba dikenal sebagai air terjun tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Air terjun ini terletak di Desa Hatikuloku, Kecamatan Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat.
Air terjun ini berada di dalam kawasan Taman Nasional Menupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti (ManaLawa) di Pulau Sumba. Tinggi air terjun ini 90 meter.
Lapopu berbeda dengan air terjun lainnya, di mana air terjun ini bertangga-tangga, kemudian membentuk tangga-tangga sebelum sampai di kolamnya. Sementara air terjun lainnya di TN ManaLawa ini langsung turun terjal ke bawah.
“Air terjun ini menjadi tempat tujuan wisatawan asing dan Nusantara ke Pulau Sumba. Bahkan, tamu-tamu dari Nihiwatu, hotel terbaik di dunia selalu berkunjung ke air terjun untuk berenang dan menikmati suasana alam yang teduh, sejuk dan bisa menghirup udara segar,” kata Kepala Balai TN Menupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti, Maman Surahman bersama dengan stafnya, Hendro, saat mendampingi KompasTravel, Jumat (24/3/2017).Surahman menjelaskan, kawasan TN MataLawa, khusus di kawasan Menupeu Tanah Daru ada tiga air terjun, yaitu Air Terjun Lapopu, Laputi dan Matayangu.
Keunikan air terjun dan alamnya yang masih asri ini menjadi daya tarik wisatawan untuk menikmati suasana di tengah hutan belantara Pulau Sumba.
“Kami akan melaksanakan program pengembangan pariwisata berbasis ekologi dan budaya di kawasan Taman Nasional MataLawa Pulau Sumba. Gabungan pengembangan pariwisata alam dan budaya, kuliner harus mulai dipromosikan. Artinya, kampung adat Sumba yang unik dibuatkan dalam bentuk paket wisata bersama dengan sejumlah keunikan air terjun dan padang savana serta berbagai jenis burung yang endemik di Pulau Sumba. Bird Life Internasional sudah menetapkan Pulau Sumba sebagai important bird area karena keunikan burung dan kupu-kupu yang hanya di Pulau Sumba. Jadi Pulau Sumba adalah Important Bird Area Island,” kata Maman Surahman.
Surahman menjelaskan, penggabungan dua TN menjadi satu memberikan peluang kepada pihak pengelola untuk mengembangkan pariwisata berbasis ekologi dan budaya.
Alasannya, di sekitar TN ini ada berbagai keunikan-keunikan yang tidak dimiliki daerah lain, seperti arsitektur rumah yang unik, perkampungan adat erta kepercayaan-kepercayaan orang Sumba yang masih menganut kepercayaan Marapu.

Di sekitar goa batu itu ada hutan belantara yang seperti hutan Amazon. Kalau air terjun lain di Pulau Sumba sumber airnya dari kali besar, maka sumber air Lapopu berasal dari lubang goa besar.
“Selain keunikan bentuk air terjunnya yang bertangga-tangga, kolam air terjun ini bisa untuk berenang. Kedalaman kolam ini hanya 2 meter. Banyak wisatawan yang berkunjung ke air terjun ini untuk mandi dan berenang, berselfie, serta memotret keunikan air terjun ini,” kata Hendro.

“Air terjun ini sangat cantik dan indah. Inilah keunikan-keunikan yang ada di Pulau Sumba. Airnya bersih dan bersumber dari lubang goa. Bahkan sepi. Orang bisa menyepi di pinggir air terjun ini bahkan bisa mencari inspirasi dengan berada di sekitar air terjun ini dalam suasana tenang, sejuk,” sambungnya.
Aron mengaku mengisi liburan di Pulau Sumba dengan berwisata di berbagai tempat unik, kampung adat Sumba serta keunikan-keunikan senja di pinggir pantai di Kabupaten Sumba Barat.

Kalau Anda datang dari Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat menujulah ke arah Timur, ada papan informasi yang dipasang oleh pihak Balai Taman Nasional MataLawa sebagai penunjuk arah.
Selama perjalanan kita menjumpai warga lokal yang bekerja di sawah atau bersantai di rumah adat mereka. Kadang Anda akan berjumpa dengan warga lokal yang sedang menggembalakan ratusan ekor kerbau, sapi dan kuda.
Akses jalan ke Air Terjun Lapopu sangat baik. Ketika memasuki Desa Hatikoloku dan jalan menurun maka pandangan mata Anda akan tertuju kepada hutan belantara yang hijau dengan rimbunan pohon-pohon besar.

Wisatawan akan menghirup udara segar karena kondisi hutannya masih asli. Berenanglah di kolam Lapopu. Rasakan kesegaran air Lapopu, air terjun yang berada di kawasan TN MataLawa, Pulau Sumba.//delegasi (kompas.com)